Selasa, 01 Mei 2012

Cara Hamil Buatan Untuk Pasangan Tidak Subur

Bayi Tabung
Ini cerita tentang tetangga. Sebut sajalah namanya Pak Tugino. Beliau sudah berumah tangga lebih dari 10 tahun, namun belum mempunyai anak. Karena sebab inilah, mungkin, yang menyebabkan rumah tangga Pak Tugino terlihat hambar. Dan sore itu, Pak Tugino ngobrol denganku di depan rumah. Tema obrolan sampai ke masalah ketidak suburan, ditinjau dari sisi medis, tentu saja.  Aku sendiri tidak begitu saja bisa menjawab, tapi memang ada beberapa hal yang perlu diketahui, terutama mengenai tehnik pembuahan buatan, yang sering menjadi solusi bagi pasangan yang belum mempunyai anak.


Ada berbagai faktor yang menyebabkan pasangan suami istri kesulitan memiliki keturunan. Masalah gangguan kesuburan meningkat jika pasangan menunggu sampai mencapai usia 30 tahuan atau 40 tahunan untuk mulai berkeluarga, saat kesuburan alami mulai menurun. Untuk pasangan yang sangat ingin memiliki anak, telah tersedia berbagai jenis bantuan dan perawatan kesuburan.

Berikut beberapa metode kesuburan yang dapat membantu pasangan tidak subur untuk dapat memiliki keturunan, seperti dikutip dari The Human Body Book karangan Steve Parker yang diterbitkan Erlangga :

1. Fertilisasi In-Vitro (Bayi Tabung)

Metode bantuan kehamilan, fertilisasi In-Vitro membawa sperma dan telur bersama di luar tubuh.
Sejak bayi tabung pertama lahir melalui fertilisasi in-vitro (IVF) pada tahun 1978, metode bantuan kehamilan menjadi umum. IVF dilakukan jika tuba falopii tersumbat atau jika penyebab ketidaksuburan tidak dapat ditemukan atau ditangani.

Metode ini melibatkan pengambilan telur dari ovarium. Telur dimatangkan secara artifisial dengan hormon sehingga lebih dari satu telur untuk dibuahi dan meningkatkan peluang keberhasilan.
Telur kemudian dicampur dengan sperma suami sang wanita, atau seorang donor, dan di inkubasi pada suhu tubuh selama 48 jam. Ketiga sel telur disuntikkan langsung ke dalam uterus wanita dengan pipa tipis yang melewati vagina dan serviks. Metode ini dianggap berhasil jika salah satu telur atau lebih tertanam di dalam dinding uterus. IVF membuahkan kehamilan sekitar 15 persen usaha.

2. Suntikan Sperma Intrasitoplasma

Versi lanjut dari IVF, suntikan sperma intrasito-plasma (ICSI – Intracytoplasmic Sperm Injection) dapat digunakan pada ketidaksuburan pria jika teknik bantuan konvensional tidak berhasil. Sel sperma disuntikkan langsung ke sel telur matang dilaboratorium. tindakan ini sangat rumit dan melibatkan penggunaan alat-alat mikro di bawah mikrosop. Tingkat keberhasilan adalah 10-15 persen dalam satu siklus menstruasi, dan hanya satu embrio yang berkembang.

3. PLI (Paternal Leukocyte Immunization)

PLI (Paternal Leukocyte Immunization) atau dikenal juga dengan Imunisasi Leukosit Suami (ILS) merupakan terapi yang diberikan untuk menurunkan antibodi sperma pada wanita yang memiliki antibodi sperma suami yang berlebihan.

Antibodi sperma yang berlebihan menyulitkan sperma untuk sampai ke sel telur karena selalu ditolak dan menjadi tidak berfungsi, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Setiap wanita yang sudah pernah terpapar sperma memang memiliki antibodi terhadap sperma suaminya, namun pada beberapa wanita antibodi tersebut bereaksi secara berlebihan. Penyebabnya sama dengan orang yang alergi, masing-masing orang memiliki respons yang berbeda, tergantung individunya. Wanita dengan antibodi sperma tinggi akan memberikan reaksi berlebihan pada protein pada sperma, sehingga sperma ditolak dan menjadi tidak berfungsi.

Terapi PLI diberikan dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke bawah kulit istri. Ini bertujuan untuk menurunkan antibodi sperma istri sehingga bisa ditoleransi oleh tubuh dan memungkinkan terjadinya pembuahan.

Pemberian terapi minimal 3 kali dengan jarak 3 minggu. Serum yang berisi sel darah putih suami akan disuntikkan di bagian bawah kulit ibu. Setelah terapi, pasien disarankan untuk melakukan penilaian ulang uji imunoandrologi. Bila hasilnya telah mencapai batas normal maka tidak perlu dilakukan terapi kembali. Jika belum, dapat dilakukan terapi ulangan hingga mencapai batas normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar